14 July 2011

Saat Kewafatan Rasulullah


Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar2 cinta
yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya..
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning..
burung2 gurun enggan mengepakkan sayap..
pagi itu.. Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah..

"Wahai umatku.. kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.
Maka taati dan bertaqwalah kepada-Nya..
ku wariskan dua perkara pada kalian..
Al-Quran dan Sunnahku..
"Barangsiapa mencintai sunnahku, bererti mencintaiku..
dan kelak orang2 yang mencintaiku akan masuk Syurga bersama2 aku.."

Khutbah sangat singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang
dan penuh minat menatap sahabat2nya satu persatu..
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca2..
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya..
Usman menhela nafas panjang..
Ali menundukkan kepalanya dalam2..

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba..
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua.."
keluh hati semua sahabat kala itu.
manusia tercinta itu, hampir selesai manunaikan tugasnya di dunia.
tanda2 itu semakin kuat..
Ali dan Fadhal cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan
lemah dan goyah.

Ketika turun dari mimbar..
di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana
pasti akan menahan detik2 berlalu..
matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup..
sedang di dalamnya Rasulullah sedang terbaring
lemah dengan keningnya yang berkeringat 
dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya..

Tiba2 dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam..
"Bolehkah saya masuk?"
"Maaflah, ayahku sedang demam." kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup daun pintu.
kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya."
tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu..
dengan pandangan yang menggetarkan..
seolah2  bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang..
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah memisahkan pertemuan di dunia..
Dialah Malakul Maut." kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya..
kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas
langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini..

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu2 langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti ruhmu.
semua Syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu." kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega.
matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khuatir wahai Rasul Allah. Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
'Aku haramkan Syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya'." kata Jibril.

Detik2nya semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas..
perlahan ruh Rasulullah ditarik.. nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat2 lehernya menegang..
"Jibril, betapa sakit Sakaratul Maut ini."
perlahan Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam
dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu..
"Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal?"
kata Jibril..sebentat kemudian terdengar Rasulullah memekik,
kerana sakit yang tidak tertahankan lagi..

"Ya Allah! Dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua seksa maut
ini kepadaku, jangan pada umatku."
badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu..
Ali segera mendekatkan telinganya..
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakal aimanuku,
peliharalah shalat dan peliharalah orang2 yang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan..
sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup tangan di wajahnya..
dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii.. Ummatii.. Ummatii.."
dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
sinaran itu..
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaih..
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita..


Kami juga mencintaimu Ya Rasulullah..
dan cinta itu..
akan kami buktikan..

No comments:

Post a Comment