30 June 2011

Bab 03: Salah Satu Ciri Keimanan Orang Islam adalah Percaya Kepada Hari Akhirat



"...tetapi sesungguhnya kebajikan ialah beriman kepada Allah, hari kemudian (hari akhir)..." (Surah Al-Baqarah: 177)

     Sebelum membahaskan tentang hari kiamat dengan lebih jauh, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui tentang aspek-aspek ajaran Islam, yang meliputi kehidupan rohaniah dan jasmaniah, duniawiah dan ukhrawiah. Aspek-aspek tersebut meliputi Aqidah, Syariah dan Akhlak. Aqidah atau yang sering disebut keimanan yang berpangkal pada ajaran tentang keyakinan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, Hari Akhir (kiamat) dan Qadha & QadarNya. Orang yang beraqidah terhadap hal-hal tersebut di atas, dinamakan orang yang beriman (Mukmin).

     Amalan orang yang beriman hendaklah selalu berpandukan kepada sumber-sumber utama agama Islam, iaitu Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah, yang mana para perawinya telah memberi keyakinan kepada kita bahawa ajaran Islam benar-benar datang dari Allah dan dibawa oleh NabiNya Muhammad SAW. Dalam masalah ini, akal manusia tidak diberi kesempatan untuk menambah hal-hal yang tersurah di dalam kitab Suci Al-Quran dan Sunnah Rasul, yang bersifat mutlak kebenarannya. Ini disebabkan, apabila dalam masalah ini akal akan diberi kesempatan untuk menambah hal-hal yang baru, tentunya akan terjadi penyelewengan ajaran Islam yang telah digariskan oleh Al-Quran, dan ajaran Islam akan menjadi relatif. Dalam ajaran Islam, akal manusia dibenarkan untuk memahami dan mengkaji ajaran-ajaran yang tertulis di dalam Al-Quran dan Sunnah saja, bahkan Allah sendiri menghargai akal pemikiran manusia. Tidak ada sedikit pun perintah Allah yang ditujukan kepada manusia agar tidak mempergunakan akalnya sehingga terdapat kata-kata ta'qiluun, ya'qiluun dan seterusnya. Sebagai contoh yang terdapat di dalam Al-Quran surah Al-An'aam:  "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kamu tidak memahaminya?" (Surah Al-An'aam: 32)

     Juga di dalam surah Yusuf: "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) di dalam bahasa Arab, agar kamu memahaminya." (Surah Yusuf: 2)

     Berkaitan dengan itu, tatkala Al-Quran memaklumkan kepada kita bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai penutup para Nabi, seperti yang ternyata dalam surah Al-Ahzab: "Bukanlah Nabi Muhammad itu (dengan sebab ada anak angkatnya) menjadi bapa yang sebenar bagi seseorang dari orang lelaki kamu, tetapi ia adalah Rasul Allah dan kesudahan segala Nabi-nabi. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu." (Surah Al-Ahzab: 40)

     Maka manusia tidak boleh mempercayai kata-kata yang ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

     Oleh kerana itu, walaupun ada orang yang mengemukakan dalil-dalil yang beraneka ragam yang datangnya bukan dari Al-Quran, maka dalil tersebut harus ditolak. Demikian juga, apabila ada orang yang mengaku dapat meramal bahawa datangnya hari kiamat pada waktu dan tanggal sekian, juga harus ditolak. Mengapa? Kerana, ramalan seperti itu tidak terdapat di dalam Al-Quran, dan tidak pula berasal dari Rasulullah SAW (Hadis). Lebih-lebih lagi keterangan itu boleh meresahkan manusia, bahkan ada yang mengemukakan pendapat seperti itu adalah pimpinan salah satu aliran agama, maka dia akan ditinggalkan oleh pengikutnya. Hal itu sudah banyak terjadi di dunia ini.

     Dalam sejarah Islam, yang disebut orang yang betul-betul beriman adalah orang yang selalu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mentaati apa yang diperintahkan oleh-Nya melalui Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya. Di samping itu, ia selalu berpendirian tetap di dalam pegangan agama Islam dan melaksanakan dengan baik supaya dia akan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Allah Ta'ala telah menghuraikan ciri-ciri orang-orang yang beriman seperti terdapat di dalam surah An-Naml: "Taa, siin. Ini ialah ayat-ayat Al-Quran, juga kitab yang jelas nyata (kandungannya dan kebenarannya), menjadi hidayah petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman, iaitu mereka yang tetap mendirikan sembahyang dan memberi zakat, sedang mereka pula percaya dengan yakin akan hari akhirat." (Surah An-Naml: 1-3)

     Jika ditinjau lebih jauh, sesungguhnya ciri-ciri orang yang beriman bukan hanya itu saja, tetapi maih banyak lagi. Tentunya, dengan beriman kepada hari Akhirat akan menjadikan ia pemangkin semangat untuk mengajak manusia ke arah kebaikan dan meninggalkan keburukan.

     Tatlaka Al-Quran membicarakan kebaikan, maka disebutlah bahawa aqidah yang menjadi pendorong dari amal perbuatan yang baik (soleh). Jadi, aqidah diumpamakan sebagai tapak sebuah rumah yang kukuh, di mana disitulah nantinya rumah akan didirikan, dan juga disitulah tiangnya akan didirikan. Dengan yang demikian, bangunan yang didirikan di atasnya akan menjadi kukuh dan tidak akan roboh. Allah berfirman mengenai hal itu melalui surah Al-Baqarah: "Bukanlah perkara kebajika itu hanya kamu menghadapkan muka ke pihak timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah berimannya seseorang kepada Allah, dan hari Akhirat, dan segala Malaikat, dan segala Kitab, dan sekalian Nabi; dan pendermanya seseorang akan hartanya sedang ia menyayanginya, -kepada kaum kerabat, dan anak-anak yatim dan kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang meminta, dan untuk memerdekakan hamba-hamba abdi; dan mengerjanya seseorang akan sembahyang serta mengeluarkan zakat; dan perbuatan orang-orang yang menyempurnakan janjinya apabila mereka membuat perjanjian; dan dalam ketabahan orang-orang yang sabar dalam masa kesempitan, dan dalam masa kesakitan, dan juga dalam masa bertempur dalam perjuangan perang Sabil.(orang-orang yang demikian sifatnya), mereka itulah orang-orang yang benar (beriman dan mengerjakan kebajikan); dan mereka itulah juga orang-orang yang bertakwa." (Surah Al-Baqarah: 177)

Dipetik dari: Buku Menyangkal Kiamat 2012

No comments:

Post a Comment